TOBOALI, CERAPAN.ID – Anggota DPR RI dapil Babel dari Fraksi Golkar Bambang Patijaya bersama Rina Tarol menghadiri perayaan ulang tahun Kelenteng Sepuluh Dewa ke-14 Tahun, di Kelurahan Teladan, Kabupaten Bangka Selatan.
Dalam acara perayaan ulang tahun kelenteng sepuluh dewa tersebut juga nampak dihadiri langsung Ketua Yayasan Sepuluh Dewa Ulin Wijayanti berserta pengurus, Ketua DPRD Basel, Erwin Asmadi, dan beberapa tokoh masyarakat serta tamu undangan lainnya.
Adapum perayaan ulang tahun juga diisi berbagai kegiatan dilakukan mulai dari pagi hingga malam harinya seperti atraksi barongsai, pengobatan tradisional dan hiburan musik yang dimeriahkan artis dari ibukota jakarta. Terlihat antusias ratusan warga tionghoa di Kota Toboali dan sekitarnya berdatangan silih berganti untuk beribadah ke Kelenteng tersebut.
Anggota DPR RI dapil Babel dari Fraksi Golkar Bambang Patijaya mengatakan sengaja menyempatkan pulang dari jakarta untuk bisa hadiri dalam acara ulang tahun kelenteng sepulu dewa.
“Ya, saya sengaja menyempatkan diri untuk pulang dari jakarta guna memenuhi undangan dari panitia pelaksana acara ulang tahun kelenteng sepuluh dewa dan saya tahu perayaan ini sudah dipastikan acaranya besar-besaran. Karena memang momentum perayaan ultah seperti sudah ditunggu dan dirindukan masyarakat khususnya warga tionghoa,” katanya.
“Seperti acara ritual ataupun sembahyang secara bersama-sama sebab sudah dua tahun tidak bisa dilaksanakan gara-gara pandemi Covid-19 kemarin. Dengan adanya perayaan ini menjadi momentum berkumpul bersama. Tentu bagi saya ada kebanggaan tersendiri bisa hadir diacara ini apalagi bersama ketua yayasan kelenteng sepuluh dewa Ulin Wijayanti dan warga tionghoa Kota Toboali,” tambah Bambang Patijaya.
Selain itu, Bambang Patijaya menyebutkan bahwa keramanyan acara ultah kelenteng sangat luar biasa ramainya yang memang ajang kebersamaan sebagai wujud rasa syukur kepada tuhan. Adapun pesan moral yang bisa ambil saling tetaplah menjaga kekompakan dan kebersamaan antara umat agama.
“Saya menilai kebersaman dan kekompakan antara sesama terlihat malam ini sebagai bentuk tolerasi antara agama. Karena saya melihat ada islam, budha dan kristen juga hadiri memenuhi undangan dari pihak panitia pelaksana,” sebutnya.
Kemudian dirinya mengungkapkan dari perayaan acara ulang tahun kelenteng ini, perlu diketahui yang terpenting adalah kegiatan ritual keagamaan yang sangat besar pengaruh khususnya kepada kehidupan masyarakat tionghoa.
“Jadi memang ritual seperti keagamaan sangat besar dampak ataupun pengaruh dengan kehidupan sehari-hari warga tionghoa dan prayaan ulang tahun kelenteng sepuluh dewa merupakan salah satu ajang untuk kebersamaan serta puji syukur kepada yang maha kuasa pasca pandemi untuk bersama-sama bangkit meraih kejayaan ekonomi di masa akan yang datang,” ungkap Bambang Patijaya. (Tcc)