BANGKASELATAN, CERAPAN.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangka Selatan (Basel) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Tahun 2021mengalami penurunan sebesar 0,13 persen yakni di angka 5,29 persen jika dibandingkan pada tahun 2020 lalu sebesar 5,42 persen.
“Dari data tahun 2021 ini di Basel mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 0,13 persen di angka 5,42 persen,” ujar Koordinator Fungsi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Basel Hardiyanto, Senin (03/10/2022).
“Sedangkan pada tahun 2021 tingkat pengangguran terbuka kita sebesar 5,29 persen dimana pengangguran pada tahun 2020 sebesar 5.666 orang dan untuk ditahun 2021 hanya tinggal 5.622 orang,” sambungnya.
Hardiyanto mengungkapkan sesuai data BPS pengangguran di tahun 2021 ini masih didominasi oleh tenaga kerja yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah sebesar 2.725 orang atau sekitar 48,47 persen dari keseluruhan pengangguran yang ada di Basel.
“Begitu juga untuk level Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 958 orang, dilevel Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada 835 orang, dengan level perguruan atau Universitas (S1) ada sekitar 818 orang di tahun 2021,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyebutkan dari penduduk usia kerja sebanyak 154.159 orang, untuk angkatan kerjanya 106.305 orang, dari hitungan BPS Basel ada kenaikan sebesar 1.787 orang angkatan kerja dibandingkan tahun 2021 sedangkan pada tahun 2020 itu angkatan kerjanya hanya 104.518 orang.
“Jadi yang banyak ini sektor informal. Sektor informal itu biasanya sektor yang ibaratnya butuh tenaga kerja banyak tetapi penghasilannya kecil biasanya lebih ke arah buruh harian lepas karena peningkatan jumlah pekerja yang ada di Basel serapannya meningkat di sektor informal,” sebut Hardiyanto.
Tidak hanya itu, Hardiyanto mengatakan untuk ditahun 2020 kemarin sektor informal hanya menyerap sebesar 75,5 persen dari yang bekerja sedangkan di tahun 2021 ini menyerap hingga 76,97 persen tenaga kerja sektor informal dari seluruh penduduk yang bekerja di wilayah Basel ini.
“Karena sektor yang menjadi penyumbang atau penyerapan tenaga kerja terbesar di sektor yang bersifat informal seperti tambang timah maupun perkebunan sawit, Karna memang harga biji timah maupun buah sawit mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada waktu itu,” kata Hardiyanto. (Tcc)