TOBOALI, CERAPAN.ID – Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan (Pemkab Basel) mulai menjaring aspirasi masyarakat terkait isu, visi dan misi pembangunan Kabupaten Bangka Selatan selama 20 Tahun kedepan.
Tentunya hal tersebut telah dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPELITBANGDA) Basel, pada saat kegiatan Basel Berencana 2025-2045, hari Kamis (12/10/23) kemarin sore yang bertempat di Himpang 5 Toboali bertemakan Kite Hame-hame Merencanakan Basel 20 Tahun Kedepan.
Saat di konfirmasi, Kepala BAPPELITBANGDA Basel melalui Sekretaris Badan Siti Kausariah, membenarkan bahwa pada hari Kamis (12/10/23) kemarin sore, pihaknya telah melakukan kegiatan Basel Berencana 2025-2045 di Himpang 5 Toboali.
“Kegiatan yang dilaksanakan hari itu, dalam rangkaian untuk menjaring isu-isu strategis yang ada di Basel guna penyusunan rencana jangka panjang daerah RPJP Tahun 2025-2045 kedepan,” kata Siti, Minggu (15/10/2023) sore.
“Kegiatan yang kami lakukan pada prinsipnya untuk menjaring semua isu-isu strategis dari berbagai segmentasi masyarakat dengan cara saya bersama teman BAPPELITBANGDA Basel turun langsung kelapangan untuk mendapatkan isu-isu strategis tersebut baik dari generasi Millenial maupun Gen Z,” lanjut Siti.
Selan itu, Siti menjelaskan, isu-isu strategis yang didapatkan pada kegiatan hari kamis kemarin, telah digantung pada pohon harapan dan akan diolah serta diformulasikan untuk menentukan pembangunan Basel 20 tahun yang akan datang.
“Jadi, dari isu-isu strategis yang kita dapatkan pada kamis kemarin, akan kita olah dan formulasikan dalam beberapa aspek seperti pembangunan untuk infrastruktur, ekonomi. Kemudian sosial budaya yang cakupannya seperti pendidikan dan kesehatan,” jelasnya.
Menurutnya, suatu saat nanti pelaksanaan pemerintahan yang ada di Basel kedepannya adalah kaum Millenial dan Gen Z yang akan menjadi agen untuk pembangunan pada 20 tahun yang akan datang di Basel.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Evaluasi Informasi Pemerintah Daerah Rian Ganesha, bahwa kegiatan yang pihaknya laksanakan tersebut merupakan pendekatan, perencanaan dan partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam menentukan pembangunan daerah Basel kedepannya.
“Selain melakukan kajian teknokratik dalam pembangunan, kita juga ada namanya pendekatan partisipatif. Dimana kalau partisipatif ini, memang kita mengharapkan perencanaannya itu memang tumbuhnya dari masyarakat, karena mereka yang lebih tahu kebutuhannya apa,” ujarnya.
Selanjutnya, Ia menyebutkan dalam hal ini, masyarakat harusnya ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.
“Supaya apa-apa yang kita hasilkan dan output-output perencanaan pembangunan yang kita lakukan benar-benar mengena sasaran dalam memanjukan daerah,” sebut Rian.
Rian berharap dengan melaksanakan kegiatan tersebut seluruh masyarakat merasa memiliki dan bertanggungjawab dengan pembangunan Basel.
“Dengan kegiatan yang kami lakukan kemari, bisa mengcreate suatu kebijakan dalam mendapatkan banyak masukan dan inputan dari masyarakat. Itu salah satu pendekatan perencanaan yang ingin kita mulai laksanakan. Jadi selain Musrenbang kita juga ada hal-hal seperti ini yang menjadi terobosan baru, sehingga masyarakat merasa memiliki dan bertanggungjawab dengan pembangunan Basel,” harapnya. (Tcc)