BANGKASELATAN, CERAPAN.ID – Dinas Lingkungan Hidup budidayakan ulat belatung atau maggot untuk mengurangi sampah organik dari sisa makanan baik dari rumah warga, rumah makan dan pasar tradisional maupun pasar Terminal Toboali Bangka Selatan.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangka Selatan, Hefi Nuranda mengatakan bahwa budidaya maggot salah satu cara efektif untuk mengurangi sampah organik sisa makan dari rumah atau dari pasar yang ada Toboali.
“Untuk budidaya magot sendiri baru beberapa bulan kurang lebih 3 bulan yang aktifnya sekitar 2 bulan lebih kebelakang untuk kendala karena posisinya dibelakang DLH jadi kami harus mengumpulkan makanan dari rumah-rumah makan dan dari pasar kita bawa kesini,” ujarnya, Rabu (21/9/2022).
Hefi menyebutkan, pihaknya sedang fokus membudidayakan belatung atau maggot yang rencana budidaya maggot kedepanya akan dilaksanakan di pasar terminal Toboali karena sampah organik disana luar biasa sisa-sisa sayuran buah-buahan dari bangkai ikan dan banyak lainnya.
“Dengan harapan sampah-sampah organik tidak lagi dibawa ke TPA tetapi habis di lokasi pasar tersebut baik itu untuk kompos maupun jadi makanan mangot sehingga bisa mengurangi sampah organik pada pasar,” ujar Hefi.
Selain itu, menurut Hefi pihaknya akan perbanyak bank sampah TPS3R untuk membudidayakan maggot jadi kedepannya akan perbanyak lagi untuk sekala rumah tangga terkait budidaya maggot ini.
“Untuk hasilnya paling tidak bisa dibagikan ke masyarakat, dirumah tanggapun sisa makanan yang tidak habis bisa langsung di kasih ke maggot dan maggot sendiri bisa dikasih makan untuk ternak dirumah,” sebutnya.
Ia menambahkan hal ini jadi nilai ekonomis serta banyak pemanfaatan dari budidaya magot.
“Kalau jumlah sudah skala besar bisa dijual oleh masyarakat untuk makanan ternak hewan,” ucapnya. (Tcc)