TOBOALI, CERAPAN.ID – Kabar gembira datang bagi para petani di Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), khususnya di Desa Rias, Kecamatan Toboali.
Pasalnya, pemerintah pusat secara resmi menurunkan harga pupuk bersubsidi sebesar 20 persen. Kebijakan ini disambut antusias oleh para petani yang menilai langkah tersebut mampu meringankan biaya produksi pertanian.
Penurunan harga pupuk bersubsidi tersebut memberikan harapan dan menjadi angin segar bagi sektor pertanian yang selama ini terdampak oleh mahalnya biaya produksi. Dengan harga pupuk yang lebih terjangkau, petani diyakini akan semakin bersemangat untuk meningkatkan hasil produktivitas dan kesejahteraan mereka.
Suhaili, salah satu petani asal Desa Rias, mengaku sangat terbantu dengan kebijakan pemerintah pusat dan, turunnya harga pupuk akan berdampak langsung terhadap biaya tanam, terutama pada musim tanam intensif padi di wilayah Desa Rias.
“Alhamdulillah, dengan harga pupuk yang turun, kami bisa lebih ringan dalam biaya tanam. Ini sangat membantu, apalagi saat musim tanam IP 300 di mana kebutuhan pupuk cukup tinggi,” ungkap Suhaili, di Desa Rias Toboali, Kamis (30/10/2025).
Suhaili mengatakan, penurunan harga pupuk turut memacu semangat petani untuk terus menanam dan meningkatkan hasil panen padi.
“Karena, selama ini pupuk menjadi salah satu faktor terbesar dalam pengeluaran biaya tanam padi,” katanya.
Ia juga menjelaskan, untuk proses dari pengambilan pupuk di wilayahnya berjalan lancar. Hingga kini, tidak ada kendala berarti baik dalam ketersediaan stok maupun distribusinya ke petani.
“Kalau untuk stok pupuk selalu tersedia dan penyalurannya mudah, tidak memberatkan kami,” jelas Suhaili.
Meski demikian, Suhaili berharap kebijakan penurunan harga tidak hanya berlaku untuk pupuk bersubsidi, akan tetapi kalau bisa pemerintah pusat turut menurunkan harga obat-obatan pertanian dan pestisida yang saat ini masih tergolong mahal di pasaran.
“Kalau bisa bukan cuma pupuk saja yang turun, tapi juga harga obat dan pestisida. Karena harga jualnya sekarang cukup tinggi, jadi beban petani juga masih besar,” harap dia.
“Dan, dengan adanya kebijakan ini, kami para petani di Desa Rias optimistis hasil akan meningkat, yang tentunya seiring dengan berkurangnya beban biaya produksi pada pupuk. Kami berharap program subsidi dan pengawasan distribusi pupuk tetap berjalan baik, agar manfaat kebijakan ini benar-benar dirasakan seluruh petani di Basel,” tambah Suhaili.
Adapun harga pupuk yang mengalami penurunan sebesar 20 persen di antaranya adalah pupuk Urea dan NPK. Pupuk Urea yang sebelumnya dijual Rp2.250 per kilogram kini turun menjadi Rp1.800 per kilogram, atau dari Rp112.500 per sak menjadi Rp90.000. Sementara pupuk NPK 50 kilogram dari harga Rp115.000 kini turun menjadi Rp92.000 per sak. (Tcc)


