Sudah 159 Orang di Basel Terjangkit Penyakit TBC

BANGKASELATAN, CERAPAN.ID – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan (Basel) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencatat dari Januari hingga awal November 2022 sudah 159 orang masyarakat Basel terjangkit penyakit Tuberkulosis (TB).

 

Penyakit TB atau yang kerap disebut TBC itu tercatat sudah ada 6 orang yang meninggal dunia dari total 159 orang menderita penyakit tersebut pada tahun 2022 ini. Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Basel Slamet Wahidin, Rabu (9/11/2022) di ruang kerjanya.

Baca Juga  Jajaran Polres Basel Bagikan Takjil kepada Masyarakat di Toboali

 

“Dari 159 kasus tersebut kini masih dalam proses pengobatan dan 159 orang ini ada 157 yang bisa dinamakan TBC dengan sensitif obat dan ada 2 orang itu disebut resisten obat,” kata Slamet Wahidin kepada CERAPAN.ID.

 

“Jadi memang ada perbedaan antara TBC SO dan RO misalnya SO adalah kondisi di mana kuman Mycobacterium Tuberkulosis masih sensitif terhadap Obat Anti TB (OAT) dengan masa pengobatan selama kurang lebih 6-9 bulan, sedangkan TBC RO adalah kondisi di mana kuman Mycobacterium tuberculosis telah mengalami kekebalan terhadap Obat Anti TB (OAT),” ucapnya.

Baca Juga  Berhasil Raih Juara Kader PKK Ditingkat Provinsi, TP PKK Basel Wakili Babel Berangkat ke Kota Solo

 

Ia menjelaskan, kalau penderita sensitif obat itu berarti baru ditemukan penyakit TB sedangkan resisten obat artinya dia resisten terhadap pengobatan TB dengan terapi sensitif obat jadi itulah menyebabkan RO biasanya.

 

“RO ini diakibatkan oleh tidak kepatuhan dari para penderita selama minum obat salah satu penyebab resisten obat dan biasanya pengobatannya akan lebih lama,” jelas Slamet.

 

Tak hanya itu, Slamet Wahidin mengungkapkan bahwa penyebaran paling tinggi di Kabupaten Basel adalah di Kecamatan Toboali ada 74 kasus penyebab dari penyebab penyakit TBC.

Baca Juga  PWI dan Baznas Basel Salurkan 20 Paket Sembako ke Warga Kurang Mampu di Toboali

 

“Karena penyakit ini lebih berbahaya dari pada covid angka kematian cukup tinggi jadi harapan kami kepada masyarakat yang sudah terdeteksi dan terperiksa untuk patuh berobat karna pengobatan TB tidak sebentar seperti pengobatan yang lainnnya tetapi butuh waktu 6 bulan, seperti tahapannya di 2 bulan pertama penderita TBC harus minum obat setiap hari kemudian di 3 bulan seterusnya sampai 6 bulan mungkin 3 kali perminggu untuk proses penyebuhannya,” ungkap Slamet Wahidin. (Tcc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *