BANGKASELATAN, CERAPAN.ID – Badan Keuangan Daerah (Bakuda) Kabupaten Bangka Selatan (Basel) provinsi kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencatat realisasi pajak di Basel naik signifikan dibandingkan tahun 2021 lalu.
Kepala bidang perpajakan, Susanti seizin Kepala Bakuda Basel, Agus Pratomo saat di konfirmasi wartawan di ruangannya menyebutkan Oktober ini realisasi sudah mencapai 74 persen atau sebesar Rp 31,2 miliar dari target yang telah ditentukan yakni Rp 41,9 miliar.
“Terhitung dari januari hingga september tahun 2022 sudah mencapai 27,9 miliar rupiah, jika dibandingkan dengan realisasi pendapatan daerah hingga akhir Desember 2021 hanya mencapai 28,7 Miliar sedangkan di tahun 2022 saat ini baru trieluan ketiga sudah mencapai 27,9 miliar rupiah,” ujarnya.
Selain itu, Susanti mengatakan untuk capaian target tersebut bersumber dari berbagai elemen pajak yang meliputi pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, sarang burung walet, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHT), pajak air serta pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).
“Namun dari realisasi pembayaran pajak daerah yang memiliki pertumbuhan paling dominan adalah pajak mineral bukan logam dan batuan. Terurai pada tahun 2021 pertumbuhan realisasi sebesar 101,24% dari reaslisasi tahun 2020 atau realisasi tahun 2020 sebesar 3,6 miliar kemudian meningkat menjadi 7,3 miliar pada tahun 2021. Demikian juga pertumbuhan realisasi di tahun 2022 pada triwulan yang sama, tahun 2021 mencapai 120,98% atau meningkat menjadi 16,3M dari realisasi di tahun 2021 hanya sebesar 7,3 M,” ungkapnya.
Selain itu, Kabid perpajakan juga menyebutkan, untuk inovasi yang pihaknya lakukan untuk sektor pajak yakni dengan membuka kanal pembayaran untuk memudahkan masyarakat Basel dalam membayar pajak.
“Agar memudahkan masyarakat untuk membayar pajak, kami membuka kanal pembayaran melalui Bank Sumsel, M-banking, penggunaan QRIS, kantor Pos dan Pos-P jadi masyarakat dapat dengan mudah membayar pajak kapan saja dan dimana saja,” sebutnya.
Susanti mengungkapkan, untuk di wilayah Basel kendalanya masih di sektor PBB dan gedung burung walet.
“Untuk sarang burung walet, kami kesusahan untuk mencari pemilik gedung sarang burung walet. Sedangkan untuk pajak PBB sendiri masih rendah akan kesadaran masyarakat dalam membayar, namun kami tetap berupaya, untuk menarik minat masyarakat dengan cara memberikan bingkisan atau sovenir bagi masyarakat yang ingin membayar tunggakan PBB tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Susanti.
Ia menuturkan, pihaknya terus melakukan upaya optimalisasi pendapatan daerah dengan meningkatkan pengawasan terhadap wajib pajak serta meningkatkan layanan.
“Untuk layanan pembayaran pajak, kita juga bisa bantu dengan layanan jemput bola dengan mengutus juru pungut serta layanan pembayaran melalui perbankan yang saya sebutkan tadi,” tukas Susanti. (Tcc)